Lomba Lari
Pak Arif, guru olahraga
kelas 9 adalah guru paling ganteng di sekolah, semua anak menyukainya,
bahkan sikapnya yang
rendah hati membuatnya
tidak pernah kesusahan. Kenapa? setiap
kali pak arif membutuhkan bantuan
selalu ada anak yang ingin membantunya, beliau termauk guru yang loyal, sering
traktir anak-anak di kantin, jika sudah selesai pelajaran olahraga. Beliau juga walikelas- nya Dimas dan Bimo, dua
anak kocak yang tidak pernah membuat kesal dirinya. Ke dua anak ini, walau tidak pernah juara kelas, tetapi selalu
menjadi andalan jika ada perlombaan olahraga antar
kelas.Kejadian lucu yang sampai sekarang masih aku ingat adalah ketika
lomba lari balap karung.
“Bapak akan berhitung, ketika peluit di bunyikan, kalian semua lari,” ucap Pak arif memberi aba - aba kepada anak-anak peserta lomba.“Siap!” teriak semua peserta ditambah suara gemuruh tepukan tangan dari suporter masing-masing kelas.“Satu,… Tiga! ” semua anak berlari den gan penuh semangat, entah kenapa Bimo malah dia saja dan tetap pada posisi ancang-ancang.
“ Interupsi Pak,” teriak Bimo.Semua anak yan g sudah berlari, kembali lagi pada posisi, “Ada apa
Bimo!”
semua anak menyoraki
Bimo dengan rasa kecewa.
“Sudah, diam, diam semuanya ! kita dengarkan apa yang ingin Bimo sampaikan,” Pak Arif mempersilakan Bimo berbicara. “ Ini tidak adil Pak , kenapa saya tidak dipanggil ,” jelasn ya .
Semua penonton terdiam dan berpikir, tidak terkecuali Pak Arif yang menatap tajam kearah Bimo.
“Maksud kamu apa Bim , ” tanya Bu Rara.
“ Ibu mendengar sendiri kan, tadi Pak Arif hanya memanggil nomor 1 dan 3, sedangkan sa ya kan nomor 2, jadi apa saya harus lari? ” Wakakakakakaka.
Jawaban
Bimo, memecahkan keheningan
di lapangan, semua
anak dan guru
tertawa, “Dasar kamu Bim ,”
tegas Pak Arif.
Akhirnya, perlombaan diulang,
pemenangnya bukan Bimo,
tapi Dimas, murid
Bu Rara dan sahabat baik
Bimo.
0 Komentar